Kenali Majas #11 - Enumerasio/Akumulasio
Majas yang satu ini mirip dengan majas antklimakas yang sudah pernah dibahas pada Kenali Majas #5 - Antiklimaks. Kedua majas ini sama-sama menggunakan urutan pernyataan dalam mempertegas makna kalimatnya.
Sebelumnya: Kenali Majas #10 - Elipsis
Definisi Enumerasio/Akumulasio
Menurut Wikipedia, enumerasio (enumerasi) merupakan ungkapan penegasan yang menguraikan bagian demi bagian. Dalam Kamus Istilah Sastra yang disusun oleh Dwi Susanto, enumerasio didefinisikan sebagai gaya bahasa penegasan yang dilakukan dengan cara menyebutkan beberapa hal yang saling berhubungan yang kemudian membentuak satu kesatuan. Dalam kamus yang sama, akumulasio diartikan sebagai istilah yang memiliki keterkaitan dengan gaya bahasa yang berbentuk rangkaian kata dengan makna yang kurang lebih sama. Sedangkan Nyoman Kutha Ratna menganggap enumerasio dan akumulasio (akumulasi) sebagai satu majas atau gaya bahasa yang sama yaitu menyebutkan satu per satu peristiwa yang saling berhubungan.
Maka dari itu, majas enumerasio atau majas akumulasio dapat dipandang sebagai majas yang sama. Enumerasio atau akumulasio adalah majas penegasan yang bentuknya menyebutkan beberapa hal (dengan tingkatan makna yang kurang lebih sama) satu per satu sehingga membentuk satu kesatuan kalimat. Enumerasio atau akumulasio memiliki kemiripan dengan majas klimaks atau antiklimaks. Yang membedakan adalah tingkatan makna dari urutan kata yang digunakan, enumerasio atau akumulasio memiliki tingkatan makna yang kurang lebih sama, tidak naik dan tidak turun.
Penggunaan deretan kata tersebut bertujuan untuk memperkuat dan mempertegas pernyataan dari kalimat yang disampaikan. Dapat dikatakan, enumerasio atau akumulasio digunakan sebagai perincian beberapa kejadian atau pernyataan yang sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam sebuah konteks. Majas ini juga sering digunakan dalam kalimat-kalimat yang bersifat deskriptif seperti saat menggambarkan posisi benda, kondisi alam, suasana hati, dan sebagainya.
Contoh Enumerasio/Akumulasio
Selain tidak good looking, aku juga bobroking, gobloking, miskining, komplit.
Ada matahari pagi, ada kicau burung bernyanyi, kuingin selalu bermain dengan alam indah ini.
Contoh pertama adalah kalimat yang sering kita temukan dalam konten-konten video di media sosial. Meskipun menggunakan bahasa yang campur aduk antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan pola pembentukan kata yang tidak benar, dari segi gaya bahasa atau majas dapat diketahui bahwa kalimat tersebut menggunakan enumerasio atau akumulasio. Kata "tidak good looking", "bobroking", "gobloking", dan "miskining" merupakan urutan kata dengan tingkat makna setara yang digunakan pembuat konten untuk lebih mempertegas kekurangan yang ada pada dirinya.
Kemudian, pada lirik lagu iklan mobil Toyota Kijang Baru di era 80-an, seperti pada contoh kedua, juga menggunakan majas enumerasio atau akumulasio. Frasa "ada matahari pagi" dan "ada kicau burung bernyanyi" merupakan deretan pernyataan yang tingkatan maknanya setara. Frasa tersebut semakin mempertegas makna "alam indah" yang ditemukan di ujung kalimat. (inSastra/Amry Rasyadany)
Tidak ada komentar
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.