Kenali Majas #12 - Eksklamasio
Tidak banyak referensi yang membahas majas yang satu ini. Padahal majas eksklamasio atau esklamasio adalah salah satu majas yang paling melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Majas eksklamasio dapat hadir dalam berbagai keadaan atau suasana. Kalimat perintah, larangan, ajakan, sindiran, perasaan sedih, bahagia, takjub, amarah, putus asa, dan lain-lain, segalanya dapat dipertegas oleh majas eksklamasio.
Definisi Eksklamasio
Dalam bahasa Inggris, kata "exclamation" memiliki arti "seruan", atau "exclamate" yang berarti "seru". Dalam bahasa Italia, "esclamato" berarti "seru" dan "esclama" berarti "serunya". Dalam berbagai bahasa dunia, kata dengan bunyi serupa juga bermakna tidak jauh dari seru, berseru, atau seruan. Nyoman Kutha Ratna dalam bukunya yang berjudul Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya, menggunakan istilah esklamasio. Secara singkat, Nyoman mendefinisikan majas esklamasio adalah majas yang menggunakan kata seru.
Majas eksklamasio atau esklamasio dapat diartikan sebagai majas yang menggunakan seruan untuk mempertegas pernyataan yang ditulis atau ducapkan. Seruan di sini dapat berupa kata seru seperti aduh, amboi, awas, dan sebagainya. Dapat pula berupa tiruan bunyi seperti gubrak, jebret, cetar, dan sebagainya. Atau bahkan berupa suara-suara yang sering terucap secara spontan seperti cih, ouh, pret, dan sebagainya.
Contoh Eksklamasio
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Gubrak! Suara gebrakan meja mengejutkan kami semua.
Dalam puisi berjudul Cintaku Jauh di Pulau, Chairil Anwar menggunakan majas eksklamasio seperti yang dikutip pada contoh pertama. Kata "amboi" sebagai seruan mempertegas makna terkait betapa jauh dan lama perjalanan yang ditempuh oleh sang tokoh.
Sedangkan pada contoh kedua, majas eksklamasio dihadirkan dalam bentuk tiruan bunyi meja yang digebrak. Penggunaan bunyi "gebrak" memperkuat suasana yang ingin dihadirkan penulis. Karena bunyi gebrakan meja memantik imajinasi pembaca seolah-olah ikut mendengar dan menyaksikan kejadian yang sedang diceritakan. (inSastra/Amry Rasyadany)
Tidak ada komentar
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.