Iklan 728x90 inSastra.com

Lomba Sastra

Mari Mengenal Puisi Lama

Sumber Gambar: Pelajaran.co.id

     Seperti yang pernah kita pelajari di bangku sekolah, puisi terbagi dalam dua kelompok besar yaitu puisi lama dan puisi baru. Secara umum puisi lama dapat diartikan sebagai puisi yang bentuknya terikat oleh aberbagai aturan dan ketentuan. Misalnya dalam menentukan rima, penyair puisi lama harus memilih diksi yang memiliki rima a-b-a-b. contoh lain ketika penyair akan menentukan jumlah baris/larik dalam satu bait, maka jumlahnya harus empat baris.

      Seiring berjalannya waktu, bentuk puisi lama mulai ditinggalkan dan tergantikan oleh puisi baru. Hal ini disebabkan oleh pola pikir manusia modern yang lebih menyukai kebebasan dalam berekspresi dan besarnya keinginan untuk mencoba hal-hal baru. Puisi lama dinilai terlalu kolot dan kaku sehingga dianggap tidak lagi mampu mewakili ungkapan hati dan pikiran manusia di zaman ini. Meski pun demikian, beberapa penyair ada yang tetap mempertahankan bentuk puisi lama demi eksistensi puisi lama itu sendiri dan kekayaan ragam puisi yang akan terus berkembang. Artikel ini akan mengajak pembaca mengnal lebih dalam lagi mengenai puisi lama.


Jenis-Jenis puisi lama

Syair

      Syair adalah seni kata-kata yang pada mulanya berasal dari Bangsa Arab yang kemudian berkembang di masyarakat Melayu, termasuk Indonesia. Syair memiliki keterikatan pada jumlah baris dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, juga bentuk rima. Ciri-ciri syair adalah sebagai berikut:
  1. Terdiri dari 8-12 suku kata pada setiap barisnya
  2. Satu bait terdiri dari empat baris
  3. Setiap baris adalah isi (tanpa sampiran) dan saling berhubungan
  4. Memiliki rima a-a-a-a

     Syair tidak memiliki keterikatan pada tema tertentu, namun syair-syair klasik biasanya bertema nasehat, pendidikan, persahabatan, agama, dan cinta.

      Di Indragiri, Riau, terdapat jenis syair yang masih terus eksis dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Syair tersebut dikenal sebagai Syair Surat Kapal dan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Syir Surat Kapal berisi kisah perjalanan hidup pengantin pria dan wanita dan dibacakan pada saat perkawinan. Berikut adalah salah satu contoh Syair Surat Kapal:

Assalamualaikum warahmatullah
Pada hadirin hambe bersembah
Diiringi dengan alhamdulillah
Atas kedatangan Ibu dan Abah

Dengan Bismillah surat kapal dikarang
Arrahmanirrahiin dibaca terang
Mohon kepada khalik yang penyayang
Hadiah dan taufiknya selalu datang

Adapun kemudian dari pada itu
Maaf dan ampun kepada Tuhan yang satu
Sebelum bermadah hamba mohon restu
Yang tiada beranak dan tiada sekutu

Selanjutnya adalah satu cerita
Kesah mahasiswa dari Jogjakarta
Mujtahid Thalib nama dikata
Adik yang bungsu dari beta

Negeri asalnya di Airmolek
Dari Jogjakarta barulah balek
Parasnya tak ganteng tiada pula jelek
Pandai menenggang adek beradek

Setelah beberapa tahun jadi siswa
Semenjak di Tanjung Pinang sampai ke Jawa
Mencari ilmu sepata dua
Pembimbing jasad penyelamat jiwa

Sudah bertemu ilmu dicari
Kembalilah kepada sanak famili
Tunduk berpada menyampaikan kata hati
Kalaulah boleh ingin beristeri

Sumber: genpi.id


Pantun

      Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang masih sering di gunakan oleh msyarakat modern. Di layar kaca dan di konten-konten dunia maya masih sering dijumpai pantun-pantun yang tentu memiliki gaya yang ikut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, namun masih tetap terikat pada ketentuan dan aturan dari pantun itu sendiri. Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:

  1. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
  2. Setiap bait terdiri dari 4 baris/larik
  3. Memiliki rima a-b-a-b
  4. Dua baris pertama adalah sampiran, dua baris terakhir adalah isi.
Pantun sendiri terbagi dalam 5 jenis berdasarkan isi yang disampaikannya. Kelima jenis pantun itu adalah pantun nasihat, pantun agama, pantun kasih-sayang, pantun teka-teki, dan pantun anak. Berikut salah satu contoh pantun nasihat:

Makan nasi pakai bakwan
Disiram pakai kuah kari
Nusantara penuh keragaman
Lestarikanlah potensi negeri



Gurindam

       Guridam adalah jenis puisi klasik yang berasal dari India. Setiap bait hanya terdiri dari 2 baris dan berima a-a. Gurindam terbagi menjadi 2 jenis yaitu gurindam berkait dan gurindam berangkai. Gurindam berkait adalah gurindam yang tiap-tiap baitnya saling terkait antara satu dengan lain.

Contoh gurindam berkait adalah sebagai berikut:

Sebelum berbicara berfikir dahulu
Agar tak tersinggung hati  temanmu.

Kalau kau berbicara semaumu 
Tentu banyak yang membencimu.
Sumber: rumus-rumus.com      

Sedangkan gurindam berangkai adalah gurindam yang tiap baris dalam satu bait dimulai dengan kata yang sama. Contoh gurindam berangkai adalah sebagai berikut:

Lakukan saja yang menurutmu benar
Lakukan saja yang menurutmu pantas

Hidup hanya bergantung hati
Hidup hanya sesaat dan kemudian mati

       Di Indonesia, terdapat sebuah karya gurindam yang terkenal berjudul Gurindam Dua Belas yang ditulis oleh Raja Ali Haji dari Kepulauan Riau. Latar belakang penulisan gurindam ini berasal dari konflik Kerajaan Riau dan tekanan penjajah yang ada pada masa itu. Naskah Gurindam Dua Belas dapat dibaca dalam tulisan Gurindam Dua Belas, Petuah Warisan Raja Ali Haji


Karmina

      Karmina memliki struktur seperti pantun yang memiliki sampiran dan isi. Perbedaannya terletak pada jumlah baris dan sima. Karmina terdiri dari dua baris dalam satu bait dan berima a-a. Lebih lengkap mengenai ciri-ciri karmina adalah sebagai berikut:

  1. Satu bait terdiri atas dua baris
  2. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
  3. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi
  4. Meiliki rima a-a
  5. Memiliki kesamaan rima di tengah baris
  6. Berisi sebuah sindiran atau pertanyaan yang lugas

      Pada dasarnya, karmina adalah pantun yang terdiri atas empat baris dalam satu bait dan memiliki rima a-b-a-b. Namun karena terlalu singkat, karmina terdengar seperti hanya dua baris ketika diucapkan. Oleh karena itu terdapat kesamaan rima di tengah-tengah baris yang sebenarnya itu adalah akhir dari baris pertama dan ketiga.

Berikut adalah beberapa contoh karmina:

Nenek lansia mau kemana
Jadi manusia hendaknya berguna

Tupai mati kucing menguburkan
Perasaan hati bukan untuk dimainkan

Di dunia banyak orangnya
Harta dunia bukan segalanya

Anak tersesat dicari ibunya
Orang sesat susah hidupnya

Selat Malaka banyak dermaga
Anak durhaka takkan masuk surg

Sikap senohong gelama ikan duri
Bercakap bohong lama lama mencuri

Tabtibau si puyuh padang
Hilang pisau berganti parang

Panan adalah senjata mati
Qonaah adalah kekayaan sejati

Di ayunan meminum suji
Keberanian adalah akhlak terpuji

Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat

Sumber: dosenbahasa.com


Seloka

      Sama seperti karmina, seloka pada dasarnya merupakan pantun dengan ciri-ciri yang sama persis. Hanya saja, seloka terdiri dari beberapa bait yang sambung menyambung antara bait satu dengan bait lainnya. Dengan begitu, seloka yang hanya terdiri dari satu bait tidak ada bedanya dengan pantun atau bisa disebut bahwa itu adalah pantun, bukan seloka.

Berikut adalah contoh seloka empat bait:

Taman melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua

Ubu-ubur sampingan dua
Taman melati bersusun tangkai
Satu kubur kita berdua
Kalau boleh bersusun bangkai

Taman melati bersusun tangkai
Tanam padi satu persatu
Kalau boleh bersusun bangkai
Daging hancur menjadi satu

Tanam padi satu persatu
Anak lintah dalam cunia
Daging hancur menjadi satu
Tanda cinta dalam dunia



Talibun

     Jika karimna dapat disebut sebagai pantun yang hanya terdiri dari dua baris, maka talibun adalah pantun yang memiliki jumlah baris lebih dari empat. Tidak ada batas maksimal jumlah baris dalam talibun, namun biasanya terdiri dari enam hingga dua belas baris. Rima talibun mirip dengan pantun dengan tetap mengikuti jumlah barisnya. Jika pantun berima a-b-a-b, maka talibun enam baris berima a-b-c-a-b-c, atau a-b-c-d-e-f-a-b-c-d-e-f untuk talibun dengan dua belas baris.
Selengkapnya mengenai ciri-ciri talibun adalah sebagai berikut:

  1. Jumlah baris lebih dari empat (harus genap)
  2. Setengah bait pertama adalah sampiran, sedangkan setengah bait berikutnya merupakan isi
  3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c atau a-b-c-d-a-b-c-d atau a-b-c-d-e-a-b-c-d-e dan seterusnya mengikuti jumlah baris.
Berikut adalah contoh talibun:
Safari religi ke kota Jeddah
Tidak lupa membeli kurma
Kurma muda untuk sebuah cita
Cita dari cinta dan jenaka
Hidup di dunia haruslah beribadah
Jalankan selalu perintah agama
Itu semua perintah sang Pencipta
Untuk meraih surga dan menjauhi neraka
     Duduk termenung menatap bulan purnama
     Mengenang semua perilaku yang berbudi
     Yang berbudi tak ada yang berkuasa
     Menangkap cahaya bulan agar terjerat
     Didiklah putra dan putri ilmu agama
     Untuk menjadi orang yang berbudi
     Agar jauh dari perbuatan dosa
     dan selamat dunia serta akhirat
Niat hati ingin menanam melati
Tanam di atas tanah sendiri
Tapi jangan pernah tanamkan hati
Karena hama kan buatnya binasa
Jikalau hendak mendapat cinta sejati
Jagalah hati jangan sampai lupa diri
Cinta sejati tak akan kau dapati
Kecuali cinta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
     Bunga di pasar sangat bergelimang
     Semua bertebaran di atas genangan
     Genangan membuat noda menghitam
     Kelam dan tiada mengering
     Andaikan kebahagiaan mulai menghilang
     Kemudian timbullah semua kenangan
     Kau jangan menangis sehari semalam
     Kau jangan menangis hingga mata kering
     Ingatlah Tuhan sumber kebahagiaan


Mantra

     Mantra diyakini sebagai betuk puisi lama yang pertama kali ada dan berkembang, bahkan sejak peradaban purba. Mantra memiliki banyak jenis dan kegunaan, serta berkembang mengikuti latar belakang masyarakatnya. Biasanya disampaikan dalam acara-acara keagamaan atau spiritual dan diucapkan oleh dukun, pawang, atau orang-orang yang dianggap mewakili dan memiliki kemampuan dalam hal spiritualitas. Di beberapa kalangan masyarakat, mantra dikenal juga sebagai doa, jampi, serapah, dan sebagainya.

     Lahirnya mantra tidak cukup dari sekadar hasil perenungan dan pemikiran manusia, tetapi harus ada campur tangan dari pihak lain. Dalam hal ini, bergantung terhadap keyakinan dan kepercayaan masyarakat tempat mantra itu tercipta. Bisa bersumber dari Tuhan, Dewa, malaikat, roh leluhur, roh hewan, makhluk mitologi, jin, dedemit, dan sebagainya yang didapat dari turunnya wahyu, wangsit, mimpi, dan lain-lain.

     Mantra dianggap sebagai sebuah puisi lama karena struktur dan pemilihan bahasanya yang indah. Ciri-ciri mantra secara lengkap adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki rima
  2. Dipercaya memiliki kekuatan supra natural atau gaib
  3. Pemilihan diksi yang indah namun terkadang sulit dipahami maknanya
  4. Didapat dari kejadian gaib
  5. Menggambarkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat yang melatarbelakanginya
  6. Bersifat sakral, hanya disampaikan pada momen khusus atau yang bersifat spiritual
  7. Disampaikan oleh orang-orang tertentu, atau dapat pula bersumber dari orang tertentu yang dipercaya memiliki kemampuan gaib
  8. Mengandung permohonan, permintaan, atau perintah
  9. Biasanya terdapat syarat khusus sebelum menyampaikan mantra seperti harus dalam keadaan bersih dan suci, diucapkan sambil menahan nafas, mengakhiri mantra dengan tiupan atau semburan air, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa jenis mantra yang di kenal oleh masyarakat Indonesia dan masih digunakan sampai sekarang:
Contoh 1
Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah,
wa fil aakhirati hasanah,
wa qinaa 'adzaaban naar.
Doa dalam bahasa Arab yang masih sering dirapalkan oleh umat Islam yang memiliki arti: Ya Tuhan kami, beri kami kehidupan dunia yang baik, dan kehidupan akhirat yang baik, dan jauhkan kami dari siksa api neraka.

Contoh 2
Ana kidung rumeksa ing wengi,
teguh ayu luputa ing lelara,
luputa bilahi kabeh,
jin setan datan purun,
peneluhan tan ana wani,
miwah panggawe ala,
gunaning wong luput,
geni atemahan tirta,
maling adoh tan ana ngarah mring mami,
guna duduk pan sirna.
Mantra di atas adalah kutipan dari Kidung Warawedha karya Sunan Kalijaga yang memiliki arti Ini doa penjaga malam, semoga semua aman, luput dari penyakit, dan luput dari petaka, jin dan setan tidak akan (mengganggu), teluh (santet) tak akan berani (beraksi), sekalian niat jahat, (dan) tipu daya luput, api akan tertangkis air, maling menjauh tak berani menyatroniku, (dan) segala bentuk santet sirna. Sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa kidung tersebut dapat menjauhkan manusia dari segala keburukan yang datang di malam hari.

Bidal

  Bidal adalah kalimat lugas yang berisi sindiran, ungkapan, nasihat, dan sebagainya. Bidal termasuk dalam jenis puisi lama yang unik karena diksi yang dipilih dalam bidal berupa kata-kata kiasan. Bidal terdiri atas beberapa jenis seperti yang disebutkan di bawah ini.

  1. Ungkapan: kiasan singkat, biasanya hanya terdiri dari dua kata. contohnya kepala batu.
  2. Pepatah: kiasan yang diungkapkan untuk mematahkan argumen lawan bicara. Contohnya kalah jadi abu, menang jadi arang.
  3. Peribahasa: segala bentk kiasan yang mengandung nasihat. Contohnya berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
  4. Perumpamaan: kalimat yang membandingkan keadaan sebenarnya dengan keadaan lain. Contohnya bagai pinang dibelah dua.
  5. Tamsil : kiasan yang memiliki rima. Contohnya tua-tua keladi, makin tua makin jadi.
  6. Pemeo: kalimat pendek dari seseorang yang dikemudian hari dipakai oleh banyak orang. Contohnya NKRI harga mati

     Itulah berbagai macam puisi lama yang dikenal di Indonesia. Di zaman sekarang, peminat puisi lama memang telah banyak berkurang, namun tidak ada salahnya untuk mengenal dan menghidupkan kembali agar warisan orang-orang terdahulu tetap lestari. (inSastra/Amry Rasyadany)

1 komentar:

  1. Pernahkah merasa tertipu oleh agen yang sangat anda percayai?? yang menawarkan berbagai bonus dan kata-kata manis?? dan akhir yang anda dapatkan adalah kecewa??

    Saatnya Tinggalkan itu semua.. Kami hadir untuk mengembalikan semangat bermain anda..dapatkan pelayanan memuaskan yang nyaman dan tidak ribet..

    Dapatkan Proses Transaksi Deposit & Withdraw Yang Cepat dan Tidak Ribet..Bonus yang PASTI..
    Kami Tidak Takut Anda Menang...Kami Segan Jika Anda Kecewa...

    Winning303 Agen betting online yang sudah berpengalaman dan profesional..Hadirkan Permainan Lengkap dan Pelayanan Ramah serta Profesional yang membuat anda tidak akan berpaling lagi..

    Cukup 1 ID saja dan tidak perlu ribet ganti user id untuk bermain:
    -Sports
    -Poker
    -Live Casino
    -Slots
    -Lotere/Togel
    -Sabung Ayam'

    Winning 303 Banjir Hadiah Yukz gabung bersama kami dan Dapatkan Langsung

    Bonus New Member Slot 15%
    Bonus New Member Poker 10%
    Bonus New Member Sabung Ayam 10%
    Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
    Bonus Deposit 10% Setiap Hari
    Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
    Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
    Bonus Cashback 5-10%
    Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
    Diskon Togel Hingga 65%
    Bonus Rollingan Slot 1%
    Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%

    Yang Lain Sudah Bergabung...Sekarang Giliran Anda....

    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: +6287785425244

    BalasHapus

Salam pegiat sastra .....

Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.

Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.