Workshop dan Pentas Teater Monolog "Tjut Nyak Dhien"-Sha Ine Febriyanti
Sha Ine Febriyanti didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, akan mengadakan pentas Monolog Cut Nyak Dhien di sepuluh kota di Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari tanggal 27 April 2018 di Gianyar, Bali kemudian berlanjut pada bulan Mei ke Makassar, Solo, dan Surabaya. Di bulan Juni, Cut Nyak Dhien akan bertandang ke Kudus, sebelum ke Tasikmalaya dan Bandung pada awal Juli, dan Medan di akhir Agustus serta Padang, dan berakhir di Padang Panjang pada September 2018.
Selain mengadakan pementasan, kegiatan ini juga menghadirkan workshop yang ditujukan bagi generasi muda yang memiliki bakat dan minat terhadap seni teater khususnya monolog namun terkendala akses dan informasi seputar pementasan.
Dalam workshop, peserta akan diberikan edukasi mengenai seni peran dan kreasi khususnya teater monolog. Berbagi semangat, inspirasi, peluang, dan persiapan yang harus dimiliki oleh seorang pelakon seni khususnya dalam berteater dan tentunya menumbuhkan semangat bibit-bibit baru pelaku seni dalam bidang seni teater yang akan muncul dari generasi muda.
Monolog Cut Nyak Dhien mengangkat sisi perempuan Cut Nyak Dhien sebagai seorang istri dan ibu yang juga goyah ketika kehilangan menghampiri kehidupannya. Dikenal sebagai seorang perempuan pejuang perkasa, Cut Nyak Dhien tak pernah menunjukkan kepedihan hati maupun dukanya saat ditinggal pergi orang yang dikasihinya, sang suami, Teuku Ibrahim ataupun Teuku Umar. Sebagai seorang ibu, Cut Nyak Dhien harus tetap terlihat tegar di depan anaknya, juga di depan mereka yang membutuhkan tuntunan dan kepemimpinannya.
Sebagai seorang istri, Cut Nyak Dhien acap kali gelisah ketika suaminya pamit ke medan perang dan tak terdengar kabar keberadaannya. Meski dirinya memahami risiko yang akan dihadapi suaminya berhadapan dengan para khape di medan juang, Cut Nyak Dhien tetaplah perempuan yang punya rasa, yang hatinya hancur, dan menangis kala yang datang adalah kabar duka.
Setelah kematian Teuku Umar, Cut Nyak Dhien bangkit untuk meneruskan jejak dan semangat juang suaminya, bergerilya bersama pasukannya hingga dirinya ditangkap dan dijauhkan dari tanah kelahirannya, diasingkan ke pulau Jawa.
Kisah ini dituturkan Cut Nyak Dhien dari hutan Sumedang, tempatnya menjalani masa-masa pengasingan hingga tutup usia pada 6 November 1908. Didukung juga oleh Subdit Seni Pertunjukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panitia Makassar International Writers Festival (MIWF) 2018, Swiss-Belhotel Makassar serta komunitas-komunitas teater di daerah. Karya ini disutradarai dan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti dan dipentaskan pertama kali pada tahun 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta dan dibawa berkeliling ke beberapa kota di Indonesia Pada 2015. Tahun ke-109 kepergian Cut Nyak Dhien, monolog ini dipentaskan kembali pada 16 November 2017 di Bentara Budaya, Jakarta dan Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018.
Jadwal roadshow pementasan dan workshop Monolog Cut Nyak Dhien
1 Jumat, 27 April 2018 di GEOKS Gianyar, Gianyar, Bali
2 Kamis, 3 Mei 2018 di Fort Rotterdam, Makassar
3 Minggu, 6 Mei 2018 di Rumah Banjarsari, Solo
4 Selasa, 29 Mei 2018 di Balai Pemuda Surabaya, Surabaya
5 Kamis, 28 Juni 2018 di Universitas Muria Kudus, Kudus
6 Rabu, 11 Juli 2018 di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Tasikmalaya
7 Jumat, 13 Juli 2018 di Nu Art Sculpture Park, Bandung
8 Selasa, 28 Agustus 2018 di Taman Budaya Sumatera Utara, Medan
9 September di ISI Padang Panjang, Padang Panjang
10 September di Ladang Tari Nan Jombang, Padang
Untuk informasi lebih lanjut:
Email: shainefebriyanti@gmail.com
IG: @shainefebriyanti_
WA: 0812-935-1712 (Olive Bendon)
JANGAN SAMPAI KETINGGALAN, SUDAH SAATNYA BERALIH KE SMARTPHONE, NONTON DRAMA KOREA LEBIH MUDAH. MYDRAKOR aplikasi nonton film drama korea di smartphone anda, gak akan ketinggalan lagi mengikuti serialnya. Download aplikasi MYDRAKOR di googleplay, mudah digunakan dan banyak drama korea terbaru.
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main
https://www.inflixer.com/